
waktu berselang bahkan menit yang berlarian semakin eksotif saja di jam dinding, mengejekku untuk hengang dari rasa nyeri di hati yang mendadak menusuk-nusuk...kangen...begitu banyak orang mendefinisikannya... bahkan aku sendiri tak paham apa ini namanya, untuk bertanya pada ilalang yang bergoyang --begitu biasanya sering disebut-- aku takut....maka aku hanya menamainya dengan sunyi....
sudah lama Aa tak datang, lamaaaaa sekali... untuk jeda yang dia buat mungkin tak seberapa tapi untuk jarak yang di tinggalkannya....Duduk lama termangu... serasa ada yang merhatikan dari tadi, jadi serba salah kudongakkan kepala perlahan... tepat di dongakan pertama, aku tersentak...aku menemukannya di sana, menemukan sosok jangkung menjulang itu berdiri tegap di sana, tersenyum khas seperti biasa matanya penuh binar, bahkan gurat-gurat bahagia tersirat disana, tepat di depan pintu kamarku.... sedikit tak percaya dengan apa yang kulihat saat ini, maka aku hanya tertegun lama. hingga sebuah suara bariton yang sudah kukenal terdengar lembut menyapa
berulang kali Aa mempertegas akan maslah ini,
fuih bukannya gak mau ngerti tapi ...
entah...
"Bening..." Aa! itu benar Aa,Aa tersenyum khas, tangannya bebas menggantung seakan menunggu aku berlari ke pelukannya seperti biasa, maka aku beranjak setengah berlari menghampiri dada bidang Aa, selalu saja aku tampak sangat imut jika berdiri dekat dengannya.. Aaku...
"Aa..." gumamku tak percaya
karaknya denganku sudah semakin dekat, lima langkah lagi aku sudah ada di pelukannya, tapi kakiku tertahan, lama kupandangi wajah yang sudah tak asing lagi di depanku, masih setengah tak percaya... kukagumi Aaku yang selalu ku rindu... senyumnya masih khas, alisnya juga msih sama, bahkan suaranyanya saat menyapaku masih juga sama...sedikit aku ragu
"sayang... kenapa ragu..." jes! aku kangen Aamaka tanpa ragu aku memeluknya erat, mendekapnya dengan dua tangan mungilku, membenamkan kepala ini di dada bidangnya, kurasai tangan kekarnya juga mendekapku, bahkan secara teratur mengelus rambutku sayang...aku kangen Aa, Bening rindu Aa, bening sayang Aa. Aa jangan pergi lagi ya... bening takut sendirian, Bening sayang Aa.... bening kangen... banyak kata yang ingi aku ungkapkan buat Aaku yang satu ini, cuma yang keluar hanya desahan nafas "Fuiihhh". kupejamkan mata merasai setiap detik terindah ini... saat aku dan Aa sudah sedemikian dekat seperti saat ini.
hidungku segar mencium bau khas Aa yang sudah tak asing lagi.. kupejamkan mata erat memenuhi semua adrenalinku dengan harum Aa...bening sayang Aa...bening kangen...cuma itu yang mampu kubisikkan, setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi
saat terbangun aku sudah ada di kasur merah seprti biasa, bantal guling sudah tak rapi lagi, ada yang aneh, mana Aa?!, Aa gak ada! kemana?!, kupandangi sekeliling, kosong!tak ada tanda-tanda kamar ini pernah dimasuki Aa, anehnya bau khas Aa masih segar di hidungku... aku mulai mencari-cari, menyingkap setiap barang yang kutemui di sekitar tempatku duduk, ku geser bantal biruku, tak ada Aa di sana, di balik guling juga nihil, maka aku menyapukan pandangan ke setiap jengkal yang ada, kosong! hingga mataku terantuk pada sesuatu di pangkuanku, kaos Aa, tergeletak begitu saja di sana.
bau Aa ternyata dari sana, baju itu tampak kusut, mungkin karena terlalu sring aku sentuh, tak ada Aa di sini, tempat tidur Aa masih kosong, bantlanya juga masih rapi, tak ada tanda-tanda baru saja ada yang menempati, suasana masih juga sunyi, buku yang tadi kubaca juga masih tergeletak merana... sunyi... kulirik jam di dinding 01.00. sepi, dan sedemikian hening... tak ada Aa, tadi aku hanya mimpi... kuhembuskan nafas berat, tanganku bergerak memilin-milin baju Aa yang masih saja ada di pangkuanku bertengger dengan manisnya... aku kangen Aa... aku sayang Aa... tapi baju itu tetap tak bergeming... aku tertegun lama... tanganku juga masih memilin ujung baju itu...