Kamis, 25 Maret 2010

IRONIS

...Aa masih nunggu angkot nie
Ini adalah sms Aa, saat aku mengatakan kalau aku ada di kota tempat Aa kerja. deg! Aa mau kesini?! rasa girang menyelusup, seneng, senyum-senyum sendiri rasa lapar akibat puasa sunnah seharian hilang terasa, langsung saja memanggil taksi, dengan riang mengatakan pada sang sopir agar mengantarkan pada tempat pemberhentian taksi.sepanjang jalan memandang dengan riang, suasana jad serba indah, sampah yang berserak di sepanjang trotoar jadi indah, pengendara yang melanggar peraturan jadi seperti kasatria, bahkan pertengkaran antar sopir karena berebut angkot terlihat eksotis, ironisnya lagi ongkos taksi jadi dibayar tiga kali lipat, parah! benar-benar terjankit virus yang entah apa namanya.
duduk manis di bangku reot samping trotoar, langit sudah mulai menggelap, bahkan knalpot mobil sudah mulai menyesakkan dadaku, tapi harus bertahan!jadilah penantian ini berlanjut, takpeduli jarum jam yang sudah maraton hingga di detik 3.600 x 3, teta bertahan!.

senyum yang semula mengembang sudah mulai mengerut, bahkan hati yang berbunga-bunga sudah amat was-was, puluhan angkot yang berhenti terlewat begitu saja tanpa ada batang hidung Aa. harap-harap cemas aku lekat memandang angkot terakhir yang penuh sesak, dan tidak ada Aa di sana!.
...Aa jadi kan ke sini?bening nunggu loh!.......
sebuah sms meminta kepastian yang ironis, terkirim tepat dimenit kesekian ribu dari jarum yang tak jua mau berhenti.
Aa: Lain kali saja, masih sibuk nie...
terperangah tak percaya,
kaget
kecewa...
bening: loh bening sudah di sini lebih dari dua jam loh!jadi dari tadi cuma
becanda yah?

Aa: loh dari tadi emang Q pernah bilang mau kesana? krang ja masih sibuk
nie

ces! seperti ada satu jarum yang tepat menancap ke ulu hati, sakit! jelas sudah, aku tertunduk lunglai, menatap gamang pada Hp yang dari tadi berbunyi, dari temen yang sudah nunggu dari tadi, meminta kepastian apakah aku akan ikut pulang atau mau ditinggal.

termangu tak percaya dengan apa yang terjadi, mencoba berdamai dengan hati yang pasti marah, kecewa dan terluka. malu amat sangat malu, jelas! malu pada diri sendiri, malu pada temen dan terlebih malu pada Aa, harusnya bisa menafsirkan kedaan ini dari awal. maka saat terdengar suara adzan, pertanda halal sudah ku lepas puasa, yang bisa ku lakukan untuk menjalankan sunnah utamanya untuk seorang shoum adalah dengan menelan bulat-bulat permen kiss yang bertuliskan "MAKASIH YA" yang awalnya ingin ku berikan buat Aa

aku menunduk kelu, entah karena apa, memang harusnya tak usah kelu. dan aku yang kata orang tegar dengan segala situasi, selalu berusaha melawan sesuatu tanpa tangis, maka kali ini aku benar-benar menangis, tangis tanpa suara, isak tertahan...IRONIS!