Matanya kecil dan nyaris sipit, walau tak bisa dikatakan begitu, tapi mata itu tampak unik dan penuh pijar. Dahinya yang lapang dipandu dengan garis wajah yang tegas semakin mempertegas nuansa apik pada dirinya. Hidungnya tak bisa dikatakan mancung tapi lumayan bagus dan masuk katagori plus, plus plus malah. Sungguh serasi dengan bibirnya yang penuh dan selalu tersenyum, senyum paten yang sengaja di lukis pada wajah bersahajanya. Bentuk wajahnya nyaris bulat, hampir sama dengan bentuk wajahku yang rada-rada oval, dengan rahang tegas yang sempurna. Sangat sempurna! Subhanallah ternyata Allah melukiskan sesuatu yang entah apa di dalam dirinya, hingga aku rela meletakkan hati padanya, hingga aku rela menyerahkan rasa hanya untuknya, dia yang pertama, dan semoga yang terakhir....
“kenapa dia?” banyak yang bertanya, bahkan aku juga menanyakan hal yang sama pada diriku, kenapa dia? Aku juga tak tahu....,
“Kamu bisa dapatkan yang lebih segalanya dari dia”
“Dek... sudah jelas-jelas, Mr. Xxxxx nunggu dari dulu”
“Kok bisa sich? Kamu kan paling anti?”
“Ehm....ehm...ehm...”
Banyak yang add coment, bahkan ada yang teriak CIAYOU! Tapi aku anteng-anteng aja. Dalam hati sempet bergejolak sech kok dia ya? Kenapa dia ya? Kok bisa? Bahkan ribuan pertanyaan yang muncul, bisa dikatakan lebih banyak daripada yang add comment tadi. Tapi sekarang ku temukan jawabannya...
Dia berbeda dari yang lain, beda dengan orang yang suka ngobral-ngobral sayang, beda sama sekali, dia mampu imbangi hatiku yang selama ini telah beku oleh yang namanya cinta. Di mata semua orang mungkin dia tak sempurna, tapi buatku dia sangat sempurna, amat sangat sempurna! Sempurna sekali! Dan disini jelas ku proklamirkan ana uhibbuhu fillah... sebagaimana yang selalu dia ucapkan bahwa Allah punya rahasia buat kita, maka aku percaya semua rahasia Allah. Aku bertemu dengannya karena Allah dan menyayanginya karena Allah, dan hanya Allahlah yang menganugrahkan rasa rinduku untuknya....karena aku menyayangi... mengaguminya .... semua kekurangan dan kelebihannya...
Teruntuk qowamku nanti...siapapun itu....
œ Menerima dirimu apa adanya,sebagaimana dirimu menerima diriku apa adanya. Kebesaran jiwa itu yang menuntunku senantiasa menggali sisi-sisi terbaik dari kita berdua. I’m so glad we’ve made it…
œ Menambal kekurangan-kekuranganku agar aku pantas menerima cintamu, agar engkau bangga menerima cintaku, agar engkau bangga memilikiku, seperti bangganya aku memilikimu…
œ Kebesaran jiwa untuk berteguh dengan komitmen kita. Meskipun aku tahu sangat sulit untuk bersetia, tapi aku lebih yakin lagi ketika aku menghargaimu dan menempatkan engkau dalam tempat terkhusus sebagai belahan jiwaku, aku akan mampu bersetia. Allah tidak menciptakan hati dalam satu rongga bukan?
œ Senantiasa melihat dengan mata cinta, sehingga meski susah sungguh, I love you more and more every day, walau terpisah jarak, aku percaya keimananmu akan membantu menjaga hati. Meski dirundung sepi, akupun sepi…. Tapi bisakah kita memaknai sepi itu dengan iman?
œ Mensyukuri rindu dan cinta kita, bahwa tidak setiap rindu itu harus dicari pelepasannya, bahwa jalan Allah memasangkan kita dalam ikatan-Nya saja sudah satu anugrah tak terhingga
œ Mensyukuri setiap gejolak yang mencoba menghantam kita, begitu mudah mensyukuri ni’mat. Tapi amat sulit mensyukuri cobaan lalu bila kita tidak bersyukur, bagaimanakah lagi kita akan bersabar?
œ Memberi dan meminta maaf. Bila engkau sempat khilaf, aku jualah mungkin penyebabnya. Demikian pula sebaliknya, bukankah jiwa kita sudah saling terbelah? Maafkan aku bila aku tak kunjung meminta maaf atas semua khilaf-khilafku, dan kelalaianku yang telah membiarkanmu khilaf. Maafkan aku pula untuk menegurmu kala engkau salah dan tidak memintamu melakukan hal yang sama padaku. Betapapun dengan kebesaran jiwa kuakui kita Cuma sepasang manusia yang potensial untuk khilaf, maaf untuk telah mendahului engkau, aku telah memaafkanmu untuk gores-gores yang telah kau buat padaku… jauh sebelum ini…
œ I’ Thank you for all the love… you gave to me my love…, I’am really pround of you…. Thank you for choosing me for out of rest…. Though I’m far for being the best…. Most of all…, thank you love…. For loving me….