Minggu, 30 Agustus 2009

Apa artiku buatmu.....

masih sering ngejres ngejres ne... sering sedih dan kalut, susahnya rasa ini.... mungkin kau heran atau malah mencibir... tapi terserah kau boleh anggap bening apa.... tapi buatku.... --kalau boleh-- anggap saja aku serpih masa lalumu yang sekedar ingin tau itu saja.....
jadi ingat pesanmu tempo dulu.... "aku tak mau kisah ini menjadi kisah masa lalu" begitu ya, Aa pernah bilang....?

bening lelah ne, bening capek....bening.....entahlah....

Jumat, 07 Agustus 2009

Pagi kali ini.....

hari masih pagi, kabut dipepohonan masih menitik satu-satu, basah dan lembab... aku mengerjap-ngerjapkan mata perlahan "Ning sayang... bangun dong, udah kesiangan ne..." suara khasa yang dulu kukenal.... seketika aku terduduk Aa' mataku liar meyapu ruangan, meneliti tiap jengkal apa saja yang kutemui... kosong.... "Ning kopi Aa' mana?" kali ini terdengar dari ruang baca-- seperti yang biasa dilakukan aa' tiap pagi dari ruangan itu-- aku segera turun dari kasur, setengah berlari menuju ruangan itu, tidak ada! "sayang.... 143..." dari sudut ruang tamu, aku berlari ke tempat tersebut, tapi yang kutemukan hanya hampa.... aku terduduk... astagfirullah.... mengapa hingga dtik ini tak mampu kuhapus bayangannya di seantero sudut rumah ini? sepi melanda, cericit burung bahkan tak mampu kudengar.... "ning bantuin dong nyari metode ngajar..... sayang sekarang lagi edisi gombal-gombalan loh.... Ning, menurut teori ini.... Ning ini... Ning itu" aku mendongak dan kutemukan Aa' di kursi malah ruang baca, kutemukan Aa' di sofa, di samping rak buku, dekat komputer, berdiri di pintu, dengan senyum khasnya yang tertarik sebelah, kutemukan mata sipitnya bertebaran seiring dengan senyum itu... banyak Aa' pagi ini... betapa aku sangat menyayanginya.... menghormatinya.... mengaguminya... (maaf.....)

segera aku berlari, menguyur badan dengan wudhu' bibir tak henti melafadzkan dzikir... Allah maafkan aku jika belum mampu, bening ikhlas... ikhlas... ikhlas... nurani terdalam berkata.... maka pagi itu kuhabiskan sisa pagi dengan melafadzkan ayatNya...

Selasa, 04 Agustus 2009

Aa' dan kalung

aku masukkamar seperti biasa... duduk terpekur, capek! seharian banyak kerjaan di kantor. blip blip blip... ehm ehm..... sapa yach magrib2 gini! nomer baru!
"Halo, assalamualaikum" sapaku
"Walaikumsalam, mbak ning... makasih banget..... ini aliya" ooo, temen di kantor redaksi, alisku bertaut, tumben.... ada apa? sapa nie
"
emang bening udah ngapain?" tanyaku polos
"Minggu kemaren mbak pernah bilang pas kalung aliya hilang, kalo kalungnya sayang ma kamu pasti bakal balik juga kok!. nah krang kalung aliya udah ketemu, maksih... padahal minggu kemaren udah putus asa banget loh! berkat mbak ning ne, aliya jadi tetep semangat nyari kalungnya.... bla... bla... bla... ternyata kalungnya masih sayang aliya... bla... bla... bla"
DEG! sketika aku tersadar, sesuatu yang hilang kalau masih sayang pasti akan kembali juga kok! Aliya yang sabar..., cuma bagaimana kita saja menyikapinya, barang yang hilang saat kembali tak sebagus dahulu lagi... barang itu bisa hilang di selipan lemari.... sela-sela rak buku, atau tempat kotor lainnya, makanya saat barang itu balik agak sedikit kusam dan berdebu, gimana cara kita membersihkannya dari debu... bagaimana kita sabar menghadapinya...." itulah sekilas tentang nasehatku minggu lalu pada Aliya....

God! aku begitu piawai dalam hal menasehati, bukankah hal ini juga berlaku buat apa aja? jangankan kalung yang hanya benda mati... kalo manusia yang punya hati dan perasaan tentunya juga begitu..... seketika aku ingat Aa',

astagfirullah... betapa selama ini aku sudah sangat berdosa kepadanya, sudah sedemikian suudzon pada Aa', harusnya tidak seperti ini.... jika masih sayang akan kembali, seperti apapun nantinya itu tergantung kita bagaimana menyikapinya... kalo toh sudah tak ingin kembali dan tak sayang lagi.... ikhlaskan .... ilmu ikhlas itu susah, dan bening sudah dapat sebagian.... alhamdulillah... aku ikhlas... yakin Aa' gak bakal kemana-mana

aku menengadah, menatap langit yang mulai digantungi mega, jingga! aku menatap lekat langit di atas sana.... sangat yakin jika Aa' menatap langit yang sama.... maafkan bening yang selama ini sudah suudzon... maaf... jika nanti dipertemukan dalam kesempatan yang berbeda hanya Dia yang tahu...

Sebab Dia Pergi.....

Waktu merangkak perlahan, dan tentunya tak akan pernah sama, bahkana arakan awan yang berjejer di langit setiap sepersekian sekon juga pastinya berbeda.... bening termenung lama, matanya mengerjap-ngerjap, dan ini adalah renungan yang kesekian... bening terpekur, kini tak ada lagi bahu yang akan menompangnya saat terluka, pun tak ada lagi tangan kokoh yang akan menjaga saat takut, tak akan pernah ada lagi seseorang yang akan selalu ada saat dibutuhkan, lenyap tak bersisa... sama sekali, bening bertanya salah apa aku....? apakah aku sedemikian kejam denganmu A'? tapi pertanyaan itu tak pernah terjawab, hanya menjadi gaung di lembah terdalam pikiran....Aa' untuk sekedar bertemu saja sudah tak sudi, apalagi menjelaskan semuanya...

seperti waktu yang berarak, maka masih segar sepertinya kala Aa' menatap tulus bening "aku tak tahu kapankah langkah ini akan berlabuh pada sebuah muara hingga anganmu tak lagi menjadi bayang semu bagiku" pun masih baru-baru ini juga rasanya saat dengan sungguh-sungguh Aa' berjanji "Kita adalah sepasang rel kereta api yang berjalan beriringan tapi akan berhenti pada stasiun yang sama" serasa manis mengingat semuanya, serasa indah percaya pada Aa'.... tapi seperti waktu yang berputar, maka begitulah juga rasa.... tepat sebulan Aa' torehkan luka "Aku cuma main-main kok sama kamu, jadi lupakan saja semuanya...." serasa dipukul dengan palu godam, segitu tegakah? ada apa..... kenapa? ada yang salah....?

maka kali ini bening benar-benar terpekur, mata dukunya memandang langit, menerobos kejauhan, berharap Aa' juga akan memandang langit yang sama, bening sama sekali tak marah, cuma tentunya kecewa....

mata dukunya yang Bening berkedip, ada satu tetes yang jatuh..... aku menimbang-nimbang, ada beberapa alasan hingga Aa' pergi...
  • Bosan, merasa bosan dengan semuanya, sehingga mencari-cari alasan yang tak bisa dipahami
  • Ada yang lebih baik dari Bening, sebagai manusia biasa tentunya banyak hal yang ditemuinya kadang kala lebih baik dari apa yang dia miliki, maka tak jarang pepatah yang mengatakan rumput tetangga lebih hijau benar kayaknya
  • karena apa yang ada dalam bening, suatu hari Bening mangajak Aa' ke rumah, rumah Bening yang sederhana dengan perabot seadanya, membuat semua alis yang ada akan bertaut tak suka, tentunya banyak orang menginginkan lebih, tapi ternyata hanya itu yang ada... so beginilah jadinya....
  • Bening buat kesalahan yang tak pernah Aa' ungkapkan, kejujuran sudah mulai terkikis
sementara ini empat hal yang Bening reka, tapi alasan yang paling kuat adalah Aa' sudah tak mau lagi bersama Bening! maka dari itu bening mencoba mengerti


kali ini bening terduduk, sedih tentu saja! aku sudah sedemikian percaya,
"Selama ini kita baik-baik saja mbak..." keluh ning bingung pada mbak L yang kebetulan mengaerti permasalahannya
"Mungkin ada kesalahan yang kamu perbuat dan nggak kamuy sadari?" balasnya, tangannya menggenggam tangan mungil bening, menguatkan
Bening terdiam.... toh kita selalu bilang satu sama lain kalau ada hal yang masing-masing tidak kami sukai.... ada apa?
"
yaudah! kamu pikir-pikir aja dulu?" bisiknya perlahan
Bening bingung, amat bingung, "Ini demi masa depan kita, sebelum semuanay terlalu jauh, aku ingin mengakhiri.... toh aku cuma main-main kok!. lupakan saja semuanya!" deretan kata keluar dari bibir yang sudah aku kenal dua tahun ini, nyaris tak percaya, ada apa?

Selama Aa' bahagia dengan pilihannya, why not? selama ini Aa' mungkin tak pernah bahagia, bening hanya sebuah cerita pelengkap yang menjadi bumbu, maka rasa itu tak benar-benar ada di hati, sehingga dengan mudah saja dibuang.... harusnya bening tau
  1. Bening hanya sebuah cerita membosankan yang tak berarti sama sekali buat Aa'
  2. Aa' tak bahagia bersama bening, apa yang bening kasih tak sama dengan yang orang lain beri, so gak salah kalo Aa' ...... bening gak selalu ada buat Aa', gak pernah ada saat Aa' butuh, jika Aa' lebih bahagia dengan yang lain... ikhlaskan....
  3. kadang kala manusia ingin yang lebih, maka jangan pernah salahkan Aa' dalam hal ini, itu hal lumrah, harusnya dari awal nyadar diri dong ning!
  4. banyak yang kadang kita buat tanpa disadari, maka tak boleh marah dengan kritik orang, pa lagi itu membangun.... bening hanya manusia biasa yang tentunya tak pernah absen dari salah
maka sekarang semuanya bukan untuk disesali tapi dijadikan sebagai bahan belajar, toh Bening masih tulus kok sama Aa', Bening tak penah marah, cuma bening bingung.... batin bening bergemuruh, belum sepenuhnya percaya jika dia sudah benar-benar pergi.... tiap kali terbangun pagi hari masih saja menoleh dan menyebut nama yang sama, nama yang selalu buat bening ingin bangun labih pagi, yang buat bening lebih semangat melakukan semuanya. benarkah dia benar-benar pergi?


"bening.... dalam hidup manusia tentunya pernah jatuh, dia tak pernah mati cuma tak akan pernah berjalan seperti dulu lagi" sebuah suara menggema dari lubuk hati terdalam.... membangun sebuah komitmen itu ibarat membangun sebuah rumah, tak perlu bagus atau mewah apalagi mahal, yang penting terdiri dari empat tiang saja sudah cukup tiang pertama adalah kesetiaan, tiang kedua adalah kasih sayang, tiang ketiga adalah saling pengertian, dan yang keempat adalah kejujuran, seperti juga sebuah rumah, ada kalanya atapnya bocor, dan untuk menambalnya butuh sebuah kata lagi yaitu kekompakan! namun ... jika keempat tiang tersebut roboh, maka untuk membangunnya butuh dua tangan, karena kalau hanya dibangun dengan satu tangan maka akan timpang dan tak akan pernah jadi rumah yang diinginkan....

Senin, 03 Agustus 2009

Sayu

Betapa semua ini membuat aku bingung, lelah melangkah sendiri, bingung mencari penompang. banyak yang bilang bening tegar, tapi kayaknya untuk kali ini menjadi demikian rapuh....
"Ning... ada apa? sebulanan ini keruh terus nie?" temen di kantor bertanya.
"gak papa cuma pengen gorengan aja" alisnya bertaut. guyonan yang seharusnya berlangsung seru, jadi garing
"Ada apa?" kejarnya, "Bening yang ceria dan selalu riang gak biasanya seperti ini" aku menunduk hiks
sulit tentu saja, kali ini aku harus menyelesaikan semuanya sendiri, tak ada yang akan menungguku pulang, membuatku lebih ingin cepat2 bangun di pagi hari, membuatku selalu merasa berarti dan disyangi... hilang.... kemana kau pergi? terlalu banyakkah salahku.. bahkan untuk senyum yang selalu kugoreskan di lesung pipitku saja aku tak lagi kuasa... kau torehkan begitu dalam.... harusnya dari awal aku mengerti.... seperti bulan sayu yang menatap cahaya mentari dikejauhan, dan gelap semakin meraja rela hingga tulang sumsum.... itulah aku sekarang...