Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada tamu yang datang.... kerumah.... sebut aja namanya kak F, beliau seniorku, kami sama-sama aktif di satu organisasi, sering tuker pendapat diskusi dan segala macem. aku suka pribadinya yang terbuka, coming, menerima apa adanya, dewasa, dan selalu ada saat aku butuh. sosok kakak yang selama ini aku harapkan ada padanya.
tapi malam itu dia datang ke rumah, bersama dua orang tuanya, dia utarakan maksud baiknya... semuanya, aku terhenyak, terbelalak tak percaya. apa yang terjadi.... saat ibu menanyakan jawabanku butuh waktu beberapa jam untuk bisa menjabaw tegas, apalagi ibu menekankan
kalau bukan karena mereka kita tak akan bisa seperti ini, apa kamu tega untuk menolaknya
aku hanya bisa terdiam lama, apa yang harus kukatakan diumurku yang masih sangat dini ini, aku merasa tak mampu untuk melepas semuanya, ditengah keasikanku menikmati semuanya haruskah terengngut begitu saja. apalagi untuk urusan seperti ini bukan hal sepele, bukan sebuah urusan yang hanya akan dijalani sehari dua hari bukan sebulan dua bulan, tapi akan dijalani seumur hidup... aku terduduk dipinggiran kasur, kutatap wajah ibu yang sudah sepuh, gurat-guat lelah karena seharian bekerja nampak di sana...
kamu harus memikirkannya baik-baik, ibu tak pernah memaksa, urusan ini sepenuhnya ada di tangan kamu
Ada tamu yang datang.... kerumah.... sebut aja namanya kak F, beliau seniorku, kami sama-sama aktif di satu organisasi, sering tuker pendapat diskusi dan segala macem. aku suka pribadinya yang terbuka, coming, menerima apa adanya, dewasa, dan selalu ada saat aku butuh. sosok kakak yang selama ini aku harapkan ada padanya.
tapi malam itu dia datang ke rumah, bersama dua orang tuanya, dia utarakan maksud baiknya... semuanya, aku terhenyak, terbelalak tak percaya. apa yang terjadi.... saat ibu menanyakan jawabanku butuh waktu beberapa jam untuk bisa menjabaw tegas, apalagi ibu menekankan
kalau bukan karena mereka kita tak akan bisa seperti ini, apa kamu tega untuk menolaknya
aku hanya bisa terdiam lama, apa yang harus kukatakan diumurku yang masih sangat dini ini, aku merasa tak mampu untuk melepas semuanya, ditengah keasikanku menikmati semuanya haruskah terengngut begitu saja. apalagi untuk urusan seperti ini bukan hal sepele, bukan sebuah urusan yang hanya akan dijalani sehari dua hari bukan sebulan dua bulan, tapi akan dijalani seumur hidup... aku terduduk dipinggiran kasur, kutatap wajah ibu yang sudah sepuh, gurat-guat lelah karena seharian bekerja nampak di sana...
kamu harus memikirkannya baik-baik, ibu tak pernah memaksa, urusan ini sepenuhnya ada di tangan kamu
sepertinya baru kemaren aku merengek-rengek manja di pangkuannya, mengeluhkan segalanya ke padanya, bergelanyut di tubuh ringkihnya dan sekarang. beliau menyerahkan urusan besar ini sepenuhnya kepadaku... menganggap aku sepenuhnya telah dewasa, padahal diumurku yang belum juga kepala dua ini aku masih kanak dalam rontaku yang masih sama... seperti dulu....
jujur aku bingung kak F orang yang paling aku hormati selama ini, apalagi keluarganya telah banyak membantu keluargaku.... tapi bukankah ini bukan sekedar urusan balas budi? aku harus tegas, dalam hal ini tidak ada yang layak aku perjuangkan kecuali cinta....
maaf... karena hati ini sudah sepenuhnya tersita oleh oleh orang yang selama ini aku panggil marmut panggilan sayangku padanya....
ku kuat-kuatkan hati keluar dari kamar, kak F dan keluarga ada di ruang keluarga. tampak santai berbincang dengan bapak... kak F tampak kikuk. harus kuakui, diantara sekian orang yang mengatakan cinta selama ini hanya dia yang dengan serius datang ke rumah.
kulirik sekilas, dia makin salting. malam ini dia mengenakan baju koko hijau yang sangat serasi dengan celana hitamnya, licin dan berwibawa, peci hitam semakin mempermanis wajahnya yang kuning. hidung bangirnya sesekali menimbulkan titik-titik keringat karena nervouse. tampaknya
jujur aku bingung kak F orang yang paling aku hormati selama ini, apalagi keluarganya telah banyak membantu keluargaku.... tapi bukankah ini bukan sekedar urusan balas budi? aku harus tegas, dalam hal ini tidak ada yang layak aku perjuangkan kecuali cinta....
maaf... karena hati ini sudah sepenuhnya tersita oleh oleh orang yang selama ini aku panggil marmut panggilan sayangku padanya....
ku kuat-kuatkan hati keluar dari kamar, kak F dan keluarga ada di ruang keluarga. tampak santai berbincang dengan bapak... kak F tampak kikuk. harus kuakui, diantara sekian orang yang mengatakan cinta selama ini hanya dia yang dengan serius datang ke rumah.
kulirik sekilas, dia makin salting. malam ini dia mengenakan baju koko hijau yang sangat serasi dengan celana hitamnya, licin dan berwibawa, peci hitam semakin mempermanis wajahnya yang kuning. hidung bangirnya sesekali menimbulkan titik-titik keringat karena nervouse. tampaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar