
kejadiannya saat lebaran kemaren.... saat aku belumlah tahu, saat aku baru mengerti segalanya, betapa aku sangat menyayanginya....hingga aku rela laukan semuanya
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Malam itu cerah! langit menampakkan pusaka terindahnya, gemintang bertabur seakan baju hita yang sengaja di celupkan pada jutaan zamrud, indah dan spektakuler. apalagi malam ini amalm paling indah buat semua umat muslim di dunia, jutaan ribu orang di muka bumi sedang mengagungkan namanya bibir-bir tak pernah lepas untuk tetap bertasbih kepadaNya, syahdu.
Tapi malam ini ada yang beda denganku, ada tamu berbaju koko hijau yang sejak tadi berada di ruang tamu. duduk dengan gelisah. anggap aja namanya kak F, dia datang sendiri, bajunya licin habis disetrika, koko hijau tampak kasual dengan celana hitamnya, sopan dan berwibawa, seperti biasa!. hidung bangirnya juga menampakkan titik-titik keringat, nervouse, gurat wajah Arabnya juga agak sedikit cemas., tapi raut manis yang kata orang rada mirip Fahri Albar, hehehehe istighfar ding! Sedikit heran juga sich, ngapain ya? tumben. kupersilahkan duduk, dia duduk dengan kikuk, di menit ke sepuluh setelah kedatangannya, dia bicara ragu.... terbata.... dan agak kikuk, saat itu ada bapak di sampingku, disana ada bapak, yang memang sejak awal sudah menemani kami, berdua dengan lain muhrim kan nggak boleh.
"Sebenarnya saya ke sini ada perlu sama bening, tapi mumpung ada bapak di sini sakalian saja, saya utarakan maksud kedatangan saya....." dahiku berkerut tak mengerti? ada apa bukankah semua urusan TK dan urusan organisasi sudah kami selesaikan seminggu lalu....
"saya....." kikuk dan ragu
"sebenarnya....." hening, dahi bapak berkerut, orang yang selama ini beliau bangga-banggakan di mana saja ternyata bisa juga kikuk kayak gini
"Dek Bening....saya...." loh kenapa sich?
"Dek... saya punya maksud baik untuk adek, makanya saya kesini bermaksud untuk meminta izin pada bapak, kalau misalnya berkenan, saya ingin terus..., saya sudah membicarakannya dengan orang tua, dan mereka menyarankan ini....." jantan dan tanpa tendeng aling-aling. ada gurat baru di wajahnya.
Kini giliran aku yang bengong, tak tahu harus ngomong apa. Awalnya aku tak percaya orang yang selama ini aku hormati, yang sudah aku panggil kakak, yang dengannya aku diskusi berbagai hal, yang darinya aku tahu arti hidup dan kedewasaan.... ternyata..... ada rasa mual yang menghimpit perut, ada rasa sesak yang membuncah. halus aku izin ke belakang, semata-mata hanya untuk menghilangkan sesak yang tiba-tiba muncul di dada...
malam ini aku terduduk di balai-balai belakang rumah... berpikir panjang, sempat ku dengar ibu yang juga ikut bergabung, kak F yang masih secara serius berbicara di depan sana, ada rasa miris di hati. walau aku akui dia satu-satunya orang yang paling berani, yang langsung ngomong sama orang tuaku, yang dengan jantan menyatakan keseriusannya, bisa dibilang dia paling bertanggung jawab dari banyak orang yang mengatakan hal sama padaku.... dia paling dewasa diantara yang lain (yang tentunya tak pernah kutanggapi), tapi....bukan maksud hati menolak.... bukankah hati ini sudah tertawan dengan yang lain.... hati ini sudah terwarnai oleh rasa, oleh sosok yang selama ini hadir, oleh orang yang sudah buat aku paham tentang apa yang aku rasakan, walaupun mungkin orang itu tak seperti pangeran di cerita-cerita dongeng, tapi ternyata hati ini memang benar-benar telah padanya.... benar-benar padanya....
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Maka dengan mantap aku kembali ke depan, bapak meninggalkanku ibu juga tak berhenti menggoda dengan ujung matanya, masih sempat ku dengar beliau berbisik
"walau bagaimanapun semuanya ada di tanganmu" kalimat itu membuatku semakin yakin, jika cinta bukan sekedar hal untuk balas budi atau apapun itu, karena ternyata cinta lahir dari hati, murni dari hati, bukan dari apa-apa. apalagi untuk urusan penting seperti ini, yang akan aku jalani bukan hanya dalam waktu satu dua hari, sebulan dua bulan tapi seumur hidup... selamanya... karena selama ini aku ingin memanggilnya kakak hari ini,esok dan selanjutnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar