Kamis, 27 Mei 2010

BUAT AA...

Sajak dari Seorang Lelaki

-yang dibacakan angin saat aku dicumbu hening-

izinkan

kusalin bahasa cahaya dari kerlingmu

menjadi perekat rindu dan melati dalam doa-doaku

suatu waktu kujalin, jadi sutra yang menutup

kilau rambutmu yang bergelombang

sedang aku adalah satu sampan di sana

izinkan

kutemukan di celah daun, dan kelopak yang gugur

tarianmu yang hilang

dipungut waktu, meski beratus tahun aku membatu

cinta, melalui senjamu yang ganjil dan hening

kutangkap geliat angin, keriap air, patahnya reranting

dan kau ketukkan kata

"Aku menunggu lelaki bersayap"

izinkan. kata dan doaku adalah sayap yang menjagamu

dari hujan paling basah dan cuaca paling kerontang (horison,2008)

Tuhan, Beri Aku Batu Karang

-di lautku, malam ini saja-

kukubur gelisah dalam-dalam

di ceruk yang dalamnjya tak terkatakan.lalu ku bawa dengan gerak cahaya

menjauh darimu, menghitung jarak antara usia pertama hingga uzur tiba

sedang nyala luka yang sempat kau tiupkan dengan sihir yang melantakkan

peta-peta masa depan "adalah miniatur menjulang yang kubangun dari kumpulan hari yang kutumpuk, rindu jadi tiang langit"

kau lempar dekat perapian

kuurai benang yang kau rekat kuat-kuat

di sekujur tubuh dengan dzikir pada bait-bait malam dengan keringat dan air mata juga duri-duri mawar kata yang pernah kau serahkan

berserakan di pelatran sepiku. kueja luka dan Dia menjanjikanku sepasang tawa

kubuka gelisah diam-diam

kubuka sepucuk surat kebencian dari tatapanmu yang dialamtkan kepada nasibku. kubaca dengan gagah, kuiris hatiku sendiri.

karena aku memintanya dengan sangat puitis.darah.keringat.miris.tangis.dan doa menjelma

kupungut peta mimpiku.kuluruskan, jadi album berjuta luka. jadi kertas yang ditancapkan duri-duri mawar.

aku getir.aku geliat. ingin memusnahkan kata-kata

Tuhan beri aku batu karang!di lautku malam ini saja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar